JAKARTA, KOMPAS.com - Ajakan "vote" Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia lewat SMS dengan biaya 1 rupiah kembali marak. Para petinggi dan mantan petinggi negara pun tak ketinggalan ikut mendukung pemilihan komodo itu.
Namun Wakil Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menegaskan bahwa Kementerian Pariwisata tidak terlibat sama sekali upaya promosi tersebut. Keterlibatan kementerian itu dalam promosi Pulau Komodo telah selesai sejak Februari lalu, saat Indonesia menolak permintaan Yayasan New7Wonders untuk menjadi tuan rumah dengan komitmen fee Rp 400 miliar.
Meski demikian, ternyata tokoh nomor 1 di negeri ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara peresmian Bandara International Lombok 20 Oktober 2011 lalu justru mengajak masyarakat untuk mendukung Pulau Komodo sebagai keajaiban dunia.
Senada dengan SBY, Jusuf Kalla juga mengajak masyarakat untuk mendukung dengan alasan bahwa masuknya Pulau Komodo sebagai keajaiban dunia akan meningjkatkan kunjungan wisatawan dan menyejahterakan masyarakat.
Menanggapi hal itu, Sapta mengatakan, "Kalau Presiden mendukung, ya silahkan saja. Itu kan personal."
Meskipun presiden merupakan kepala negara dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berada di bawah komandonya, Sapta menjelaskan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak mendapat instruksi secara resmi untuk kembali terlibat promosi.
Hingga ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang baru, Mari Elka Pangestu, Sapta menjelaskan bahwa belum ada perubahan kebijakan terkait keterlibatan kementerian tersebut dalam promosi Komodo.
Saat ini, kata Sapta, promosi Pulau Komodo dilakukan oleh pihak swasta. Ia juga mengaku tidak tahu perkembangan detailnya saat ini dan kemana dana hasil "vote" dikumpulkan dan dikelola.


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian RI menerima dana sebesar 79,1 juta dollar AS atau setara Rp 711 miliar dari PT Freeport Indonesia sepanjang kurun waktu 2001-2010. Dana tersebut merupakan dana pengamanan untuk Freeport.
Demikian diungkapkan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widyoko, Selasa (1/11) di Jakarta.
Menurut Danang, dana keamanan itu tercantum dalam laporan keuangan PT Freeport 2001-2010.
Wakil Koordinator Kontras Indria Fernida mengatakan, pemberian dana oleh Freeport kepada polisi tidak dapat dibenarkan karena tergolong gratifikasi. Polisi bisa dijerat UU pemberantasan tindak pidana korupsi.
Menurut Indria, pemberian dana tersebut dapat memengaruhi independensi polisi dalam menegakkan hukum.
Koordinator Komunitas Masyarakat Adat Papua Dorus Wakum mengatakan, pemberian dana oleh Freeport kepada polisi sangat memengaruhi independensi polisi.
Terbukti, ketika terjadi perselisihan antara Freeport dan masyarakat adat, polisi selalu membela Freeport dan malah menuding masyarakat Papua melakukan aksi separatisme.
"Kekayaan yang diolah Freeport adalah milik kami, tetapi kami malah ditindas," kata Dorus Wakum.



KOMPAS.com — Sebuah asteroid sebesar pesawat terbang akan melayang mendekati Bumi bulan ini. Nama asteroid itu adalah 2005 YU55 dan akan melayang pada ketinggian 320.000 km pada 8 November 2011 minggu depan.
Peristiwa lewatnya asteroid dengan ukuran hampir sama di ketinggian tersebut cukup langka. Berdasarkan catatan NASA, peristiwa serupa terakhir terjadi pada tahun 1976. Kunjungan asteroid 2005 YU55 kali ini merupakan yang pertama kalinya sejak kunjungan terakhirnya 200 tahun lalu.
Saat mendekati Bumi, asteroid hanya bisa dilihat dengan teleskop, minimal berdiameter 15 cm. Juru bicara NASA yang tak disebut namanya seperti dikutip Daily Mail, Senin (31/10/2011), mengatakan, "Kami berharap bisa mendapatkan citra yang bisa menggambarkan detail tentang permukaan asteroid itu, bentuk, dimensi, dan karakteristik fisik yang lainnya."
Dr Emily Baldwin, editor majalah Astronomy Now mengungkapkan, "Studi tentang asteroid tidak hanya penting untuk mengetahui potensi tumbukan dengan Bumi, tetapi juga untuk memahami sejarah Tata Surya kita."
Baldwin mengatakan, studi asteroid akan membantu ilmuwan memahami bagaimana planet terbentuk.
Asteroid 2005 YU55 pertama kali dicitrakan dengan bantuan Teleskop Radar Arecibo di Puerto Rico pada 19 April 2010. Meski kali ini melayang cukup dekat, asteroid tidak akan menghantam Bumi.
Aktivitas gerak asteroid 2005 YU55 dan benda-langit-dekat-Bumi lainnya telah dipantau NASA untuk mengetahui apakah berpotensi menghantam Bumi. Asteroid sendiri telah menjadi target pendaratan astronot pada tahun 2028.





0 komentar:

Posting Komentar